Home Teknologi Hiburan Cuaca Panas Ekstrem Bukan Jadi Alasan Untuk ‘Leyeh-Leyeh’

Cuaca Panas Ekstrem Bukan Jadi Alasan Untuk ‘Leyeh-Leyeh’

0

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca panas akan terus menguji masyarakat Indonesia hingga akhir Oktober 2019 mendatang.

Cuaca panas ini juga seolah-olah memberi masyarakat kisi-kisi bagaimana rasanya hidup di neraka. Bahkan suhu superpanas ini membuat rumah-rumah tanpa pendingin ruangan menyesali keputusannya tidak investasi pendingin ruangan.

Imbasnya Instagram Story pun mulai berisi keluhan disertai informasi suhu udara yang panas bertebaran di media sosial, mulai dari Sumatra, Jawa, hingga Bali.

Menurut BMKG, penyebab cuaca panas ekstrem yang menyentuh angka 38 derajat ini adalah karena adanya pergerakan matahari berada di belahan Bumi selatan.

Belum lagi kondisi ini kian ditambah dengan kondisi atmosfer udara yang tengah kering, sehingga membuat absennya awan penghalang dan membuat beberapa daerah seperti, Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mendapatkan suhu panas melebihi biasanya.

Jadi masyarakat yang terdampak panas terik ini masih harus sabar setidaknya hingga satu pekan ke depan.
Namun, meski udara di luar panas, bukan berarti masyarakat yang terdampak hanya sibuk mencari ruangan ber-AC untuk bernaung.

Mengutip dari Quartz, salah satu Fisiologis dari Lake Erie College of Osteopthic Medicine di Florida, Amerika Serikat, Santiago Lorenzo justru menyarankan masyarakat agar lebih banyak bergerak untuk beradaptasi dengan cuaca panas.

“Hanya dengan satu atau dua sesi olahraga, badan kita sudah bisa beradaptasi. Semakin sering kita berolahraga, perasaan kita akan semakin membaik,” ungkap Santiago.

Bahkan riset yang dilkukan ini telah memberikan manfaat untuk pengembangan metode latihan bagi para atlet.

Pada eksperimen lanjutannya, Santiago melakukan penelitian kepada 12 atlet sepeda yang latihannya dilakukan di laboratorium dengan suhu 100 derajat Fahrenheit (setara 37,7 derajat Celsius, beda tipis sama kondisi udara kita sekarang) dengan kelembaban 30 persen.

Setelah atlet tersebut berlatih di lab selama sepuluh hari, mereka ternyata mengungguli dengan selisih 8 persen dari energi atlet lain yang berlatih di udara normal.

Oleh sebab itu cuaca panas jangan menjadi alasan untuk bolos kantor dan memilih rebahan di kamar.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version