Saat menjabat di periode 2014-2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan proyek 10 destinasi pariwisata prioritas atau yang kerap disebut sebagai 10 Bali Baru.
Kini, jelang masa jabatan di periode baru yaitu 2019-2024, Presiden Jokowi kembali mengumumkan lima destinasi pariwisata super prioritas yang meliputi Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Tentunya hal ini membuat banyak pihak yang bertanya-tanya tentang konsep teranyar tersebut.
Terlebih Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI), Azril Azhari, yang mengatakan sektor pariwisata Indonesia memiliki daya saing yang lemah karena terdapat beberapa hal yang belum dibenahi secara maksimal.
Lebih lanjut, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) III Kementerian Pariwisata, di Jakarta pada Selasa kemarin, mengakui terdapat tiga faktor yang menjadi kelemahan pariwisata Indonesia yakni kelestarian lingkungan, infrastruktur, dan kebersihan.
Bahkan berdasarkan riset World Economic Forum, Indonesia memang masih berada di bawah Malaysia, Thailand, apalagi Singapura. Namun peringkat Indonesia terus naik, sedangkan ketiga negara tersebut turun.
Sebab itu, Arief mengungkapkan, lima destinasi pariwisata super prioritas memang fokus untuk menyelesaikan persoalan infrastruktur dan utilitas dasar di tahun 2020.
Ungkapnya sampai saat ini perkembangan yang telah didapat oleh kelima destinasi pariwisata super prioritas itu berbeda-beda. Danau Toba jadi contohnya, di sana telah berdiri The Kaldera Toba Nomadic Tourism.
Sementara itu, menurut KEK Pariwisata Tanjung Pulisan-Likupang menyebutkan, akan membangun resor dan taman bahari Wallace International Conservation Resort and Marine Park.
Hal ini menjadi salah satu atraksi utama di kawasan tersebut. Selain itu lokasi KEK Tanjung Pulisan juga berdekatan dengan hutan lindung, sehingga ini harus dilakukan untuk mengembalikan keanekaragaman flora dan fauna endemik daerah