Home Umum Oksigen Tidak Kemana-mana

Oksigen Tidak Kemana-mana

0

Indonesia disebut negara agraris karena sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Hasil bumi dari bidang pertanian melimpah ruah sudah dimulai sejak zaman penjajahan. Memutar kembali sejarah, para penjajah datang ke Indonesia sebagai tujuan utamanya bukan menjajah. Melainkan menguasai hasil bumi. Indonesia sejak dulu telah mempunyai daya tarik tersendiri bagi negara lain. Sampai sekarang Indonesia terus berkembang dan masih memegang predikat negara agrarian. Sejak tahun 2005, sebagian sektor lahan pertanian sudah dialih fungsikan menjadi sumber bisnis properti bagi yang pintar melirik. Lahan-lahan hijau diratakan menjadi pemukiman, gedung, bangunan serba fungsi, hingga apartemen di daerah perkotaan.

Hal tersebut menjadikan udara di perkotaan semakin panas. Berkurangnya tumbuhan hijau menjadi kecondongan penyebabnya. Sumber oksigen menghasilkan udara sejuk dan nyaman ketika dihirup. Semakin banyak populasi pohon-pohon hijau yang ditebang, semakin berkurang kadar oksigen di suatu lingkungan. Populasi manusia terus bertambah berbanding terbalik dengan ketersediaan oksigen. Ibaratkan saja, manusia hidup menghirup oksigen setiap harinya dan sumber oksigen semakin berkurang. Setiap makhluk hidup yang bernafas berhutang sebanyak dua pohon sebagai sumber oksigen. Makhluk hidup yang bernafas wajib menanam dua pohon dan merawatnya sebagai bentuk timbal balik.

Tumbuhan-tumbuhan hijau di sekitar kita adalah sumber daya alam paling penting yang harus terus dijaga kelestariannya. Terutama kehidupan di pedesaan yang suasananya masih asri. Jarang sekali dijumpai kepulan asap pabrik, belum adanya sektor industri. Ajakan persuasif khusus bagi masyarakat pedesaan untuk terus memegang prinsip agrarian di masing-masing daerahnya hendaknya digalakkan. Jika ada lahan kosong dapat dimanfaatkan untuk sektor perkebunan, program tanam pohon setiap beberapa bulan sekali akan sangat membantu proses penyuplaian ketersediaan oksigen bebas di alam.

Oksigen merupakan bagian unsur alam terpenting yang dapat mudah dinikmati setiap manusia. Tabung-tabung oksigen yang berada di rumah sakit dijual dengan harga ratusan hingga kisaran jutaan rupiah. Oksigen berbayar yang berada di rumah sakit menjadikan kita lebih bersyukur, dapat menghirup oksigen secara bebas dan gratis dari alam.

Oksigen memang bukan makhluk hidup. Tetapi ketersediaannya menjadi penentu seluruh kehidupan nomer satu sebelum air. Jika oksigen merupakan makhluk hidup, ia akan senantiasa bisa berbicara seperti firman Allah dalam kutipan Q.S. Al-Insan ayat 9, “Kami tidak menghendaki balasan dari kamu walaupun terimakasih.” Oksigen sangat mempunyai jasa yang besar terhadap kehidupan. Jika ia mengambil alih jasa atas kehidupan niscaya seluruh kehidupan di bumi akan sirna. Dengan begitu, sebagai makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah secara sempurna kita dapat menanamkan pendekatan diri kepada-Nya, melalui bersyukur sebagai penanaman ilmu dan iman di hati masing-masing.

Hal tersebut menjadi bukti kuat untuk kita melestarikan penghijauan, meminimalisir dampak ketika hendak melakukan penebangan pohon. Cadangan oksigen di alam memang selalu tersedia dan menyebar luas. Tetapi, sebagai makhluk yang diciptakan dengan akal pikiran sempurna kita dapat terus bertafakur, supaya oksigen terus bisa dijaga kelestariannya untuk kehidupan selanjutnya.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version