Baru-baru ini publik digemparkan dengan munculnya sebuah film dimana karakter tokohnya dianggap menderita skizofrenia. Keterasingan, delusi, halusinasi, penindasan, dan lain-lain dianggap sebagai penyebab munculnya skizofrenia. Lalu sebenarnya apa sih pengertian gangguan itu?
Skizofrenia adalah penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses berpikir. Orang dengan skizofrenia tidak bisa membedakan mana khayalan dan kenyataan. Atau mungkin kita pernah melihat seseorang yang tiba-tiba sering berbicara sendiri, merasa dikejar-kejar padahal tidak ada yang mengejarnya. Bisa jadi orang tersebut mengidap skizofrenia, atau bahasa awamnya adalah “gila”.
Umumnya skizofrenia muncul pada masa usia dewasa muda, yaitu sekitar usia 18-25 tahun, dan kasus skizofrenia yang baru muncul pada usia di atas 40 tahun itu jarang. Namun dalam banyak kasus, penyakit ini lebih sering diidap oleh laki-laki dibanding perempuan.
Apa saja ciri dan gejala skizofrenia?
- Halusinasi. Orang yang terkena skizofrenia paranoid sering mendengar, melihat, mencium, atau merasakan hal-hal yang tidak nyata. Paling sering mereka mendengar suara yang jelas dari orang yang dikenal ataupun orang yang tidak dikenal. Suara ini mungkin akan memberi tahu penderita untuk melakukan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman, seperti bunuh diri atau membunuh orang lain.
- Delusi. Orang dengan skizofrenia paranoid juga mungkin memiliki keyakinan kuat akan suatu hal yang salah, misalnya merasa orang lain ingin mencelakakan atau membunuh dirinya.
- Pikiran kacau dan ucapan membingungkan. Mereka mungkin tidak memahami apa yang Anda bicarakan saat Anda mengajaknya berbicara. Tidak hanya itu, ketika mereka berbicara, mereka sering mengeluarkan ucapan yang tidak masuk akal dan terdengar membingkungkan.
- Sulit konsentrasi. Pikiran yang carut marut membuat orang dengan kondisi ini kesulitan untuk berkonsetrasi atau fokus pada satu hal.
- Gerakan berbeda. Beberapa orang dengan kondisi ini sering nampak gelisah. Sering kali mereka melakukan gerakan yang sama berulang kali. Meski begitu, terkadang mereka dapat juga diam selama berjam-jam (katatonik).
Gejala skizofrenia lainnya juga dapat meliputi:
- Kurangnya minat pada hal-hal yang dulunya sangat disukai.
- Tidak peduli terhadap kebersihan dan penampilan diri.
- Penarikan diri dari lingkungan sosial, seperti teman dan keluarga.
- Kesulitan tidur atau pola tidur yang berubah.
- Sangat sensitif dan memiliki suasana hati yang tertekan.
- Tidak responsif terhadap lingkungan sekitar
- Kurang motivasi dalam menjalani hidup, termasuk untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
- Konflik pada pikiran, sulit membuat keputusan
- Kesulitan untuk mengekspresikan dan memperlihatkan emosi
- Ketakutan akan tempat umum yang ramai
- Paranoid, seperti kecemasan berlebihan, percaya dirinya mempunyai kemampuan khusus atau mengidap penyakit tertentu yang sebenarnya tidak ada pada dirinya
Apa penyebabnya?
Sampai saat ini, para peneliti belum menemukan hal yang pasti dari penyebab terjadinya skizofrenia. Hubungan antara faktor lingkungan dengan skizofrenia belum banyak diteliti. Begitu pun efek bully dan juga pengalaman traumatik saat masih kecil belum memiliki bukti yang lebih akurat sebagai landasan penyebab skizofrenia ini.
Meski begitu, para peneliti percaya bahwa ada beberapa hal yang dapat memicu penyakit ini. Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab penyakit skizofrenia adalah:
- Senyawa kimia di otak.?Kadar seratonin dan dopamine di dalam otak yang tidak seimbang diyakini para ahli bisa menyebabkan penyakit ini.
- Perbedaan struktur otak.?Studi pemindai saraf otak menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf pusat orang dengan penyakit ini. Para peneliti tidak yakin mengapa hal tersebut bisa terjadi, namun mereka menyebutkan bahwa gangguan kejiwaan ini terkait dengan penyakit otak.
- Genetik.?Penyakit ini mungkin diwariskan di dalam keluarga. Jadi, jika salah satu keluarga inti Anda terkena penyakit ini, Anda berisiko tinggi mengalami hal yang serupa.
- Faktor lingkungan.?Terkena infeksi virus dan kekurangan beberapa nutrisi ketika masih dalam kandungan.
- Obat-obatan tertentu.?Penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti?narkotika.
Bagaimana cara mengobatinya?
Skizofrenia adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara total. Akan tetapi, beberapa gejalanya dapat ditangani dengan pengobatan dan terapi perilaku kognitif, sehingga penderitanya dapat lebih mudah untuk menjalani aktivitas. Dokter akan menyarankan terapi kognitif untuk membantu pasien menemukan kebiasaan alam bawah sadar yang menyebabkan penyakit ini.
Adakah tips untuk merawat penderita skizofrenia?
Tentu ada. Walaupun bukan kita yang menderita, namun kita juga tetap harus saling menjaga perasaan orang lain khususnya bagi si penderita.
1.Pelajari penyakitnya sebaik mungkin
Belajar tentang penyebab, faktor pemicu, gejala, hingga pengobatannya.
2. Konsultasi ke psikiater atau lembaga bantuan lokal
Jangan ragu untuk meminta bantuan dengan ahli kejiwaan, psikiater, atau komunitas terkait penyakit ini.
3. Pandu pasien untuk mendapatkan perawatan medis
Dalam banyak kasus, orang yang memiliki penyakit ini sering diasingkan atau bahkan dipasung karena banyak orang menganggap mereka berbahaya. Ingat, seseorang dengan penyakit ini sering tidak menyadari bahwa mereka tidak sehat, sampai mereka mendapatkan perawatan. Oleh karena itu, memotivasinya untuk mendapatkan bantuan medis guna mengelola gejala adalah landasan perawatan yang tepat.
4. Selalu dampingi pasien
Meski pasien sudah keluar dari rawat inap, mereka juga butuh didampingi agar tetap berada di jalur pemulihan yang benar.
Dorongan dan dukungan Anda serta orang-orang di sekitarnya adalah hal yang penting baginya untuk melanjutkan terapi.