Kasus hoax masih menjadi musuh besar para pengguna media sosial. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 ini. Bagaimana tidak, imbas dari situasi ini memaksa seluruh aktivitas manusia dilakukan #dirumahaja.
Seiring pemeberlakuan tersebut, tentunya membuat penggunaan media sosial terus meningkat, khususnya dalam mencari sumber informasi.
Tak jarang banyak netizen atau warganet yang terserang oleh komentar-komentar buzzer yang beragam, sehingga membuat warganet jadi bawa perasaan alias baper.
Lebih dari itu, tak sedikit juga keberadaan buzzer ini justru menimbulkan opini bahkan hoax di kalangan pengguna media sosial khususnya terkait pandemi Covid-19.
Melihat keresahan tersebut, kemudian membuat Forum Indonesia Muda (FIM) Tangerang mengadakan diskusi daring (Julidin Netizen) bertajuk “Muda Bersuara, Bijak Dalam Menyikapi Isu-isu di Media Sosial”
“melihat apa yang terjadi di media sosial membuat kita resah. Ditambah pemahaman literasi masyarakat Indonesia yang masih terbilang kurang, padahal Indonesia merupakan negara dengan masyarakat pengguna media sosial terbanyak,” ungkap Azhar Pratama, Presiden FIM Tangerang.
Dirinya pun berpeesan supaya anak muda sebagai generasi emas bangsa dituntut untuk lebih selektif dalam memilah informasi.
“langkah paling utama tentunya saring before sharing, dengan mencati sumber yang kredibel dan melakukan hal kecil seperti rajin membaca,” pesannya.
Sementara itu, Founder Navipos sekaligus ketua Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI), Rusdil Fikri pun menjelaskan jika perbuatan menebarkan hoax di lini media merupakan bentuk yang mengarah pada perpecahan bangsa.
“sebagai bangsa yang bermartabat dan menjunjung nilai-nilai Pancasila, seharusnya perilaku menyebarkan informasi palsu harus ditinggalkan. Mengingat Indonesia adalah negara yang multikultural,” ujar Rusdil saat menyampaikan materi diskusi, pada senin (20/4) malam.
Sebab itu, dalam diskusi ini tak lupa Rusdil Fikri mengajak masyarakat untuk saling mengulurkan tangan dan tidak membuat provokasi dalam bentuk apapun.