Hey!
Darimana saja kamu?
Aku sejak lama tidak pergi kemanapun
Hanya berdiam diri di sini..
Kau saja yang juga sejak lama tidak menyadarinya,
Jawabku
Benarkah begitu?
Kalau begitu, kenapa kamu tidak melakukan apapun untuk menyadarkan diriku?
Entahlah..
Mungkin karena selama ini kau terlalu sibuk
Sibuk dengan orang lain
Sibuk dengan hidup mereka
Hingga kau tak mengacuhkanku
Tak menganggapku berharga lagi,
Jawabku
Ahh itu hanya perasaanmu saja, Sayang!
Mana mungkin aku tidak memedulikanmu?
Justru sebaliknya,
Aku amat sangat peduli padamu
Lantas kenapa kau mempertanyakan keberadaanku?
Tanyaku
Karena aku tak yakin kalau kamu yang sejak lama berada di sana..
Masih mau menerima segalanya dariku
Dan memperjuangkan segalanya itu bersamaku
Segala kelebihan dan kekuranganku
Rasaku
Impian dan harapanku
Tangisku
Bahagiaku
Segalanya..
Cukup!
Tidak usah kau menyangkalnya lagi..
Karena aku tahu bahwa sejak lama juga kau sudah lupa diri!
Kau terus terpesona dengan kehidupan mereka
Kau yang justru rela menjadi orang asing
Demi menyenangkan hati mereka,
Kau dibuat terkagum-kagum dengan pencapaian-pencapaian mereka
Hingga kau lupa bahwa kau tak melakukan apapun untuk ‘kebahagiaan’ dirimu sendiri
Kataku dengan bersungut-sungut
Ahh tidak perlu berlebihan menilaiku seperti itu, Sayang!
Mungkin saat ini kamu juga sedang butuh sebuah cermin besar
Agar kamu pun bisa melihat dirimu di sana dengan lebih baik..
Agar kamu tak perlu lama-lama menatapku sedemikian dalam
Hingga dapat membuatmu lupa diri juga seperti diriku ini..
Agar kamu pun akhirnya menyadari bahwa kamu saat ini hanya sedang berbicara dengan dirimu sendiri..