Industri kreatif di era revolusi industri 4.0 tidak hanya mengalir dalam ranah desain komunikasi visual saja. Mahasiswa kebagian cipratan dari sebutan era revolusi 4.0 tersebut. Salah satunya Galuh Fadwa, mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Niat kreatif berbentuk lelucon berujung membawa dirinya mendapat panggilan menghadap dekanat pada Kamis siang 21 November 2019 kemarin.
Postingan gambar meme di akun Whatsapp Galuh tersebut, dipandang kontra terhadap kebijakan tugas laporan praktikum (laprak) mahasiswa. Hal itu menjadi alasan tersendiri bagi Galuh. “Mahasiwa yang laprak masih disuruh tulis tangan. Namanya juga FP (Fakultas Primitive). Agaknya tidak mengenal 4.0,” tulisan di postingannya disertai emoji bergambar dinosaurus.
Surat pemanggilan tidak kalah pesat viralnya. Menurut Agung Wibowo, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Pertanian UNS, Kamis, 21 November 2019, “Memang benar kami memanggil yang bersangkutan untuk klarifikasi.” Menurutnya, mengenai masalah tugas kuliah tidak layak jika dipublikasikan. Tulisan meme yang dibuat Galuh tersebut membuatnya menerima panggilan tertulis pula, imbuh Agung Wibowo.
Ia juga menambahkan, jika semua tugas laporan praktikum memang sudah kebijakannya dibuat dengan tulisan tangan. Sampai era industri 5.0 akan tetap berupa tulis tangan.
Belum ada sanksi yang hendak diberikan kepada Galuh, karena masih tahap klarifikasi. Ketika diminta menghadap dekanat pada Kamis siang 21 November 2019, yang bersangkutan belum hadir.
“Saya masih di Jakarta,” konfirmasi Galuh singkat. Ia berjanji mendatangi panggilan pada Senin depan.
Sementara Dekan Fakultas Pertanian UNS Samanhudi menjelaskan, adanya laprak tulis tangan guna mencegah copy-paste. “Misalnya dengan menggunakan teknologi yang bisa mendeteksi copy-paste, sehingga laporan bisa dikumpulkan dalam bentuk soft file,” imbuhnya.