Tagar #matilampu menjadi trending topik di twitter pada Minggu (4/8). Hal ini terjadi, lantaran adanya pemadaman aliran listrik di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan sebagian Jawa Barat hingga Jawa tengah.
Bahkan akibat dari pemadaman listrik itu membuati traffic light di jalan raya tak berfungsi, jaringan sejumlah provider telekomunikasi tumbang, hingga transportasi massal seperti MRT, KRL Jabodetabek, KA Bandara, dan LRT Jakarta terganggu.
Berikut 4 fakta yang telah dirangkum navipos mengenai padamnya aliran listrik yang melanda hampir sebagian pulau jawa ini.
1. PLN alami dua gangguan sekaligus
Menurut informasi yang disampaikan Vice President Corporate & CSR PLN, I Made Suprateka, pemadaman terjadi akibat dua sebab, yakni gangguan pada turbin gas di PLTU Cilegon, Banten dan gangguan pada transmisi SUTET 500 KV di Jawa Barat.
2. Kerugian capai 90 milyar rupiah
Hal ini diakui oleh PT PLN (Persero) jika pihaknya mengalami kerugian mencapai 90 milyar rupiah. Angka tersebut diambil dari 9000 MW listrik yang hilang, dikali dengan lamanya durasi pemadaman sekitar 10 jam dengan harga tarif listrik per kWh-nya Rp 1.457 per kWh. Angka itu juga belum termasuk denda kompensasi kepada masyarakat.
3. PLN siap lakukam investigasi
Konfirmasi yang diterima dari Plt Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani, bahwa pihaknya akan melakukan investigasi penyebab listrik mati massal yang terjadi Minggu. Investigasi dilakukan untuk mencari sumber masalah yang utama. Diperkirakan investigasi ini membutuhkan waktu hingga 3 bulan ke depan untuk mendapatkan hasil yang komprehensif.
Dalam menjalankan investigasi tersebut, PLN akan menggandeng pihak independen. Selain itu, ada juga dari lembaga penelitian dan pengembangan serta universitas yang bekerjasama untuk memantau keandalan kelistrikan PLN.
4. Tak ada unsur politis
Hal ini juga ditegaskan oleh PLN, jika kejadian pemadaman tersebut tak ada kaitannya dengan unsur politik. Pihaknya menjelaskan, insiden ini murni karena ada tegangan yang turun di Transmisi SUTET Ungaran-Pemalang 500 kilo Volt (kV) yang berdampak ke jaringan dan pasokan listrik di wilayah Jakarta, Banten hingga sebagian Jawa Barat.
Jika kita ingat, pemadaman serupa juga pernah terjadi pada 1997. Saat itu, sistem kelistrikan di Jawa dan Bali mati total (black out). Lalu, pada September 2018 pun terjadi pemadaman tapi secara parsial karena sistem Grati terganggu di PLTU Paiton, Jawa Timur. Kala itu, transmisi yang terganggu bertegangan 500 kV.