Kini, transaksi online sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Pengguna kerap melakukan transaksi non tunai melalui gawai mereka, baik untuk membayar transportasi online, tiket, pemesanan hotel, hingga berbelanja.
Tak dimungkiri keberadaan layanan financial technology (fintech) pun kini semakin tak terbendung lagi. Terlebih mereka banyak yang menyediakan layanan kredit barang dan jasa atau pinjaman uang tunai secara online.
Sementara itu, kian maraknya uang beredar di dunia maya lewat transaksi online, maka makin menarik juga minat para penjahat untuk menarik keuntungan dari transaksi online ini.
Berikut 5 tips untuk agar kami bisa bertransaksi online secara aman.
1. Buat PIN yang aman
Pertama adalah Pilih Personal Identification Number (PIN) atau password yang berbeda-beda untuk setiap rekening atau akun. Idealnya sebuah PIN harus terdiri angka, tanda baca dan huruf demi keamanan. Selain itu pengguna juga harus melakukan pergantian PIN secara berkala dan jangan memberitahu kepada orang lain.
2. Pastikan Fintech Punya Izin
Fintech memiliki izin dari lembaga berwenang seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). Hal ini karena masih banyak fintech yang belum memiliki izin tapi sudah beredar di masyarakat, atau fintech ilegal.
3. Jangan sembarang berbagi data pribadi
Data pribadi seperti PIN, password, kode OTP, identitas KTP, nama ibu kandung, yang kerap digunakan untuk mengamankan layanan transaksi online jangan sembarangan diserahkan pada pihak ketiga.
Sebab, dengan kode-kode ini, peretas bisa dengan mudah masuk ke akun aplikasi online Anda dan menggerus uang yang ada di dalamnya. Hindari juga mengirimkan data pribadi kepada pihak tidak dikenal di aplikasi percakapan digital seperti WhatsApp (WA).
4. Hati-hati saat mengklik tautan
Hati-hati terhadap upaya phishing. Anda jangan buru-buru untuk membuka tautan baik di laman media sosial maupun email karena itu bisa menjadi celah melakukan peretasan. Pastikan sumber tautan tersebut dari institusi resmi sebelum membukanya.