BerandaUmumKKN MIT UIN Walisongo Semarang Bantu Pelaksanaan Seminar Sinergi Pemuda Karang Taruna...

KKN MIT UIN Walisongo Semarang Bantu Pelaksanaan Seminar Sinergi Pemuda Karang Taruna Ngeling, Jepara

KKN MIT-9 Uin Walisongo Semarang, Posko 71 kembali menyapa dan berpartisipasi. Pagi ini (19/01) diadakan seminar “Pemuda Bersinergi” Karang Taruna “Putra Remaja” Ngeling Pecangaan Jepara. Acara bertempat di aula balai desa Ngeling, kecamatan Pecangaan, kabupaten Jepara.

Acara dihadiri oleh segenap anggota KKN yang terdiri dari 15 orang, kepala desa Ngeling, ketua karang taruna Ngeling, perwakilan Anshor ranting Ngeling, serta segenap karang taruna desa Ngeling.


Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars Jepara. Dilanjutkan sambutan ketua panitia, sambutan dari saudara Wahyu Wibowo selaku ketua karang taruna. Sambutan terakhir secara singkat disampaikan dari kepala desa Ngeling, Mohammad Bachri.


Seusai sambutan, dilanjurkan penuturan materi dari Fahrudin, narasumber sekaligus pemerhati budaya Jepara.

DNA orang Jepara itu seni. Ia punya kekayaan dan geografis yg luar biasa. Punya kekuatan kebudayaan yg luar biasa berdasarkan geografisnya.
Bali secara visual Indah, Jepara biasa2 saja. Itu menjadi tantangan sebagai pemuda jepara.


Latar belakang yg berbeda akan menjadi masalah jika pemuda tidak bersinergi. Di era yang sudah memasuki abad 21, Jepara butuh pemimpin yg luwes tapi juga tidak meninggalkan spiritual.


“Tak luput perhatian, pemuda desa Ngeling dituntut harus memiliki sumbangsih. Untuk membangun keindonesiaan di Jepara,” sebut Fahrudin penuh intonasi persuasif.


Kita harus tetap belajar bersama. Membangun semangat pemuda untuk membangun jepara di bawah kepemimpinan pak bachri, menciptakan masyarakat komunikatif, membantu kekurangan, yang kuat melindungi yang lemah, sehingga membawa dampak kepada jepara.


Jepara kota ukir yang sudah terkenal di seluruh dunia tapi kita tidak namanya. Begitu juga kesenian dan lainnya.
Pemuda mengatakan kenapa pariwisata jepara tidak bisa maju? Karena di Jepara kurang event kesenian & kebudayaan. (Ini pertanyaan sekaligus jawaban untuk pemerintah jepara itu sendiri).


Jepara bisa mengembangkan kesenian. Tetapi nilai abstrak dan ekonomi dikuasai oleh pedagangnya. Kita harus menemukan rumusan bersama membangun Jepara. Puncak peradaban ada di Jepara, secara akademis. Kita butuh pemuda yg punya keseriusan riset tentang pemikirannya.


“Kesenian itu bagian terpenting dari Jepara. Jangan sampai kesenian tidak diterima masyarakat Jepara di semua kalangan. Kita butuh galeri dan taman budaya yang didukung oleh pemuka, pendidik, penjaga spiritualitas Jepara,” tambahan penuturan oleh Bachri, kepala desa Ngeling.


Seperti itulah, sinergi yang dimaksudkan untuk membangun jepara menjadi lebih baik.

Aulia Rohmah
Aulia Rohmah
Terus belajar terus berbenah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Must Read