BerandaInformasiBisnisNilai Tukar Rupiah Kembali Menguat Dampak Angin Damai Perang Dagang

Nilai Tukar Rupiah Kembali Menguat Dampak Angin Damai Perang Dagang

Pada Jumat (13/9) ini, nilai tukar rupiah tercatat berada di angka Rp13.966 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi ini menurun 0,2 persen dibandingkan penutupan pada Kamis (12/9), kemarin.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp13.950 per dolar AS atau melemah dibanding kemarin yakni Rp14.052 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah bergerak di rentang Rp13.930 hingga Rp13.969 per dolar AS.

Sore hari ini, memang mayoritas mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS, di antaranya seperti, Yuan China menguat 0,01 persen, rupee India 0,06 persen, dan yen Jepang 0,09 persen.

Dilanjutkan, dolar Singapura menguat 0,2 persen, baht Thailand 0,22 persen, dan won Korea Selatan 0,83 persen. Dan hanya peso Filipina yang melemah terhadap dolar AS. Sementara, nilai tukar ringgit Malaysia stagnan terhadap dolar AS.

Sedangkam mata uang negara maju juga ikut menguat terhadap dolar AS, seperti dolar Australia sebesar 0,14 persen, euro 0,25 persen, dan poundsterling Inggris 0,88 persen.

Menurut Kepala Riset Monex Investindo Ariston, Tjendra, bahwa hal ini rupiah terbawa angin positif dari meredanya tensi perang dagang. Ini diungkapkan oleh dia sebab, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menunda penambahan tarif bagi impor China senilai US$250 miliar dari 1 Oktober 2019 menjadi 16 Oktober 2019.

Kebijakan ini diikuti langkah China yang mengecualikan 16 impor asal AS yang tadinya akan dikenakan tambahan tarif.

Lebih lanjut, bahwa peluang kesepakatan dagang dengan China tersebut terbuka lebar. Bahkan, kedua negara dijadwalkan bertemu di Washington DC bulan depan.

Selain itu, para pelaku pasar pu turut mengantisipasi pelonggaran kebijakan moneter global, setelah Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposito sebesar 10 basis poin ke -0,5 persen dan akan membeli obligasi demi meningkatkan jumlah uang beredar.

Sehingga potensi pelonggaran moneter global ini membantu peralihan portofolio ke aset berisiko yang memberikan dorongan untuk rupiah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Must Read