BerandaInformasiTernyata Marga Kim Paling Banyak Digunakan Oleh Orang Korea, Mengapa?

Ternyata Marga Kim Paling Banyak Digunakan Oleh Orang Korea, Mengapa?

Sebanyak 20 persen populasi Korea Selatan yang berjumlah 49,3 juta (2015) memiliki nama keluarga Kim. Atau sebanyak 10 juta orang dari jumlah total penduduk di Korea Selatan. Sedangkan nama Lee menjadi nama kedua yang paling umum, dan Park adalah yang ketiga.

Dari data yang didapat, sekitar 45 persen orang Korea memiliki satu dari tiga nama tersebut. Tapi yang jadi pertanyaan kenapa orang yang bermarga Kim itu sangat banyak? Dan apalah mereka semua memiliki ikatan darah satu sama lain?

Hal ini bisa didapat jika kamu belajar tentang sejarah Korea. Di kerajaan Silla tahun 57 SM – 935 M, ada banyak pertempuran di semenanjung Korea dan akhirnya menyatukan sebagian besar Korea pada tahun 668. Saat itu, Kim (yang berarti “emas”) adalah nama sebuah keluarga yang menonjol dan menjadi penguasa Silla selama 700 tahun.

Alhasil selama berabad-abad di Korea, nama keluarga hanya dimiliki oleh bangsawan dan aristokrat. Keadaan ini berlangsung sampai pada tahun 1392 saat raja dinasti Goryeo mengijinkan setiap orang untuk mendapatkan nama keluarga sebagai tanda kebaikan raja.

Lalu, selama akhir dinasti Joseon, tepatnya pada tahun 1894 (setelah sistem kelas dihapuskan), beberapa rakyat jelata mengadopsi nama keluarga untuk mendapatkan keuntungan sosial dan ekonomi. Ditambah lagi, penjajah Jepang memaksa masyarakat Korea untuk memiliki nama keluarga. Rakyat jelata kebanyakan memilih nama-nama keluarga bangsawan seperti Kim, Lee, atau Park.

Tapi ngga semua orang yang memiliki marga sama adalah keluarga lho. Hal ini disebabkan sistem kekerabatan tradisional Korea adalah klan, atau bongwan, sebuah kelompok marga yang menandakan ?asal geografis yang sama?. Dengan demikian, marga Kim dapat melacak garis keturunan mereka ke tempat yang berbeda, terutama Gimhae. Kota tenggara adalah tempat kelahiran Kim Su-Ro, pria yang dikenal sebagai pemilik asli marga Kim dan pendiri Gaya, salah satu kerajaan Korea kuno lainnya. Ada sekitar 300 klan Kim lainnya, termasuk mereka yang berasal dari Gyeongju, Andong (yang sebenarnya memiliki dua klan Kim), dan Gwangsan.

Apakah semua orang Korea yang memiliki nama keluarga dianggap terkait satu sama lain? Saat ini, asal mula klan Korea cukup jauh sehingga orang-orang yang leluhurnya berada di desa yang berbeda dianggap memenuhi syarat untuk menikah satu sama lain.

Kendati demikian, sudah ada hukum yang berlaku untuk melarang pernikahan antara orang-orang dengan nama keluarga dan asal ayah leluhur yang sama. Namun, pada tahun 1997, Mahkamah Konstitusi Korea Selatan memutuskan bahwa undang-undang tersebut tidak konstitusional, dan hukum perdata diubah pada tahun 2005 untuk melarang hanya pernikahan antara orang-orang yang memiliki hubungan dekat.

Jadi, seorang Tuan Kim dan Nona Kim yang bertemu dan jatuh cinta serta belum pernah mengenal satu sama lain sebelumnya tetapi mengetahui bahwa mereka berdua adalah Kim dari Gyeongju, sekarang dapat menikah, tidak ada lagi larangan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Must Read